Tuesday 31 May 2022

Konfigurasi Load Balance PCC pada Router Mikrotik

load balance pcc thumbnail

Pada tutorial kali ini, kita akan membahas tentang konfigurasi Load Balance PCC atau Per Connection Classifier pada Router Mikrotik.

Load Balancing PCC atau Per Connection Classifier adalah teknik load balancing yang akan memecah trafik data yang melewati router menjadi beberapa stream data yang berbeda secara seimbang. Tujuannya agar trafik bisa berjalan optimal dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi.

Perlu kita ingatkan bahwa load balance dengan 2 jalur internet ini tidak serta merta akan membuat bandwith yang akan kita dapatkan menjadi 2 kali lipat, load balance tidak akan menambah jumlah bandwith, tetapi hanya akan membagi beban trafik dari kedua bandwith tersebut agar seimbang.

Pada konfigurasinya, PCC memiliki 3 parameter yaitu : 

  1. Classifier : konfigurasi data yang berasal dari IP Header, seperti src address, dst address, port, both address (kombinasi antara src dan dst address), dan both address and port (kombinasi dari srt, dst address dan port). 
  2. Denominator : konfigurasi yang akan memecah trafik data menjadi beberapa stream data yang berbeda
  3. Remainder : angka penanda setelah koneksi dibagi dengan nilai denominator, nilai remainder selalu dimulai dari 0 sesuai dengan jumlah denominator, misal untuk denomintor=2 berarti remainder=0,1

Cara kerja dari load balance PCC sendiri adalah, data yang berasal dari Classifier akan di olah menjadi data 32bit dengan algoritma dari Mikrotik, selanjutnya bentuk data tersebut akan di modulasi dengan nilai yang ada pada Denominator, hasil dari modulasi Classifier dan Denominator akan dibandingkan dengan nilai Remainder.

Untuk tutorial ini, kita akan menggunakan simulasi skema jaringan dibawah ini :

load balance pcc network scheme

Router terhubung dengan 2 jalur ISP pada ether1 dan ether2 dengan bandwith yang sama yaitu 50mbps, kemudian ether3 akan kita gunakan sebagai interface lokal.

Tahapan konfigurasi yang akan kita lakukan pada tutorial kali ini adalah sebagai berikut :
  1. Basic Konfigurasi Router Mikrotik
  2. Rule Mangle untuk Bypass Koneksi LAN
  3. Rule Mangle untuk Koneksi dari Internet
  4. Rule Mangle Mark Connection untuk PCC
  5. Rule Mangle untuk Mark Routing di Chain Prerouting dan Output
  6. Konfigurasi Static Routing ke ISP-1 dan ISP-2
  7. Konfigurasi Failover

1. Basic Konfigurasi Router Mikrotik

Konfigurasi dasar pada router mikrotik dan buat rule nat=masquerade untuk kedua interface yang digunakan oleh ISP. Pastikan bahwa router sudah bisa terhubung ke Internet dan komputer client sudah mendapat IP dan bisa terhubung ke Internet juga.

Baca juga :
Konfigurasi Dasar Router Mikrotik

2. Rule Mangle untuk Bypass Koneksi LAN

Pertama kita buat rule mangle untuk bypass koneksi yang mengarah ke jaringan lokal kita. Dalam hal ini berarti kita buat Chain=Prerouting dengan dst address subnet ip pada interface jaringan lokal kita (ether1, ether2, dan ether3), kemudian Actionnya kita pilih Accept.

Kalian bisa gunakan script dibawah ini :

/ip firewall mangle
add chain=prerouting dst-address=10.10.10.0/24 action=accept
add chain=prerouting dst-address=10.10.20.0/24 action=accept
add chain=prerouting dst-address=192.168.1.0/24 action=accept

Fungsi dari rule Accept ini adalah agar koneksi yang mengarah ke jaringan kita tidak dikirimkan menggunakan metode PCC.

3. Rule Mangle untuk Koneksi dari Internet

Buat rule untuk menandai koneksi yang masuk dari interface WAN, yaitu interface ether1 dan ether2. Kita buat 2 rule Mangle menggunakan Chain=Prerouting, kemudian in.Interface kita isikan interface yang digunakan WAN (ether1 dan ether2), kemudian Actionnya kita pilih Mark Connection dengan nama ISP-1 dan ISP-2.

Kalian bisa gunakan script dibawah ini :

/ip firewall mangle
add chain=prerouting in-interface=ether1 action=mark-connection new-connection-mark=ISP-1
add chain=prerouting in-interface=ether2 action=mark-connection new-connection-mark=ISP-2

Fungsi dari rule mangle ini adalah agar semua request koneksi yang berasal dari ISP-1 dan ISP-2, akan konsisten dikirimkan melalui interface yang sama.

4. Rule Mangle Mark Connection untuk PCC

Selanjutnya kita buat konfigurasi rule Mangle PCC, disini trafik data akan kita pecah menjadi 2 stream data yang berbeda.

Pada tutorial ini, 2 ISP yang kita gunakan memiliki kapasitas bandwith yang sama yaitu 50mbps, yang berarti perbandingan bandwithnya adalah 1:1 (1+1=2). Kita buat 2 rule Mangle dengan Chain=Prerouting, kemudian in.Interface=ether3 yang mengarah ke jaringan lokal, lalu pada tab advanced dan buka parameter PCC.

Kita isikan nilai pada parameter PCC seperti dibawah ini :

Classifier=both addresses
Denominator = 2
Remainder = 0 ke ISP-1 dan 1 ke ISP-2

Kalian bisa gunakan script dibawah ini :

/ip firewall mangle
add chain=prerouting in-interface=ether3 per-connection-classifier=both-addresses:2/0 action=mark-connection new-connection-mark=ISP-1
add chain=prerouting in-interface=ether3 per-connection-classifier=both-addresses:2/1 action=mark-connection new-connection-mark=ISP-2

Bagaimana jika kita menggunakan 2 ISP dengan kapasitas bandwith berbeda ; ISP-1 100mbps dan ISP-2 50mbps. Maka perbandingan bandwithnya 2:1 (2+1=3), yang berarti :

  • Denominator = 3 (trafik bisa kita pecah menjadi 3 stream data, dengan 2 stream data akan kita lewatkan ke ISP-1 karena bandwithnya lebih besar)
  • Remainder = 0 ke ISP-1, 1 ke ISP-1 dan 2 ke ISP-2

Bagaimana jika casenya kita menggunakan 3 ISP?, kita asumsikan ke-3 ISP tersebut memiliki kapasitas bandwith yang sama, untuk perbandingannya 1:1:1 (1+1+1=3), yang berarti :

  • Denominator = 3 (kita bagi rata trafik datanya ke masing-masing ISP)
  • Remainder = 0 ke ISP-1, 1 ke ISP-2, dan 2 ke ISP-3
Kita bisa mengarahkan beban trafik dengan setting remainder ke arah ISP dengan bandwith terbesar sesuai dengan perbandingan bandwith yang kita miliki, jika perbandingan bandwithnya sama yaitu 1:1, kita bagi rata beban trafiknya ke 2 ISP tersebut.

5. Rule Mangle untuk Mark Routing di Chain Prerouting dan Output

Kita buat rule mark routing pada chain prerouting dan chain output  ke arah ISP-1 dan ISP2.

Tambahkan 2 rule mangle dengan Chain=Prerouting, arahkan in.Interface ke interface lokal, kemudian Connection Mark kita isikan ISP-1, Action-Mark Routing dan kita beri nama ke-ISP1 dan ke-ISP2.

Kalian bisa gunakan script dibawah ini :

/ip firewall mangle
add chain=prerouting in-interface=ether3 connection-mark=ISP-1 action=mark-routing new-routing-mark=ke-ISP1
add chain=prerouting in-interface=ether3 connection-mark=ISP-2 action=mark-routing new-routing-mark=ke-ISP2
add chain=output connection-mark=ISP-1 action=mark-routing new-routing-mark=ke-ISP1
add chain=output connection-mark=ISP-2 action=mark-routing new-routing-mark=ke-ISP2

Sampai pada tahap ini, konfigurasi untuk Mangle sudah selesai.

ip-firewall-mangle-pcc

6. Konfigurasi Static Routing ke ISP-1 dan ISP-2

Selanjutnya kita konfigurasi static routing ke arah ISP-1 dan ISP-2.

Tambahkan rule routing baru ke arah ISP-1 dengan dst.address 0.0.0.0/0, kemudian Gateway kita gunakan IP dari ISP-1, aktifkan Check Gateway dan arahkan Routing Mark ke ISP-1.

Kalian bisa gunakan script dibawah ini :

/ip route
add gateway=10.10.10.1 check-gateway=ping routing-mark=ke-ISP1
add gateway=10.10.20.1 check-gateway=ping routing-mark=ke-ISP2

7. Konfigurasi Failover

Terakhir kita setting untuk Failover sebagai link backup jika salah 1 koneksi internet mati.

Tambahkan rule routing baru ke arah ISP-1 dengan dst.address 0.0.0.0/0, untuk Gateway kita gunakan IP dari ISP-2, kemudian untuk Distance=2 karena rule ini akan digunakan sebagai backup, dan arahkan Routing Mark ke ISP-1

Kalian bisa gunakan script dibawah ini :

/ip route
add gateway=10.10.20.1 distance=2 routing-mark=ke-ISP1
add gateway=10.10.10.1 distance=2 routing-mark=ke-ISP2

Kesimpulan :

Dibandingkan dengan metode load balance lainnya, metode PCC ini adalah metode load balancing yang sangat optimal karena cara kerja yang membagi beban trafik berdasarkan koneksi yang terbentuk. Selain itu metode PCC ini memiliki latency yang rendah dan performa yang lebih tinggi dibanding metode lainnya. Tetapi menggunakan metode load balance PCC ini saja tidak cukup, kita juga perlu memikirkan bagaimana jika salah 1 koneksi internet kita mati, untuk itu kita perlu melakukan konfigurasi failover sebagai backupnya.

Sekian untuk tutorial konfigurasi Load Balance PCC pada router mikrotik, semoga ilmu yang kalian dapat dari tutorial ini bisa bermanfaat untuk kalian semua. Terima kasih.

Sumber & Referensi : Mikrotik Indonesia
Previous Post
Next Post

Penulis blog dan atlet balap karung Indonesia, lahir di Jakarta 6 Juni. Sedang membentuk pasangan wanita yang manis, berpenampilan dinamis, tidak berkumis, tapi mirip artis.

0 comments: